Untuk dapat membuat fabel (cerita binatang) ada empat hal yang mesti dikuasai, yakni : tema, judul, tokoh dan karakter serta konflik. Tema dibuat sederhana saja tak usah terlalu rumit. Yang penting sesuai dengan perkembangan jiwa anak-anak. Judul diusahakan agar menimbulkan rasa penasaran sehingga membuat pembaca tertarik. Tokoh dibuat imajinatif dengan nama orang, memiliki sifat seperti manusia namun tetap dengan karakter binatang agar pembaca tidak merasa digurui dan larut dalam cerita tersebut. Sedangkan konflik adalah permasalahan, usahakan konfliknya sederhana saja. Konflik dibuat sederhana namun penyelesaiannya yang memikat dan sulit ditebak. Dalam membuat konflik, penulis harus berpikir secara liar. Karena pola pikir yang apa adanya membuat pembaca bosan dan pasti tidak tertarik untuk membaca cerita lainnya. Dan jangan membuat konflik yang nanti menakut-nakuti anak.
Hal tersebut dikemukakan founder Komunitas Yuk Menulis (KYM) sekaligus narasumber, Vitriya Mardiyati dalam Workshop Fabel yang digelar secara daring, Senin (21/12/2011). Workshop yang berlangsung mulai Sabtu malam (19/12/2012) diikuti 188 peserta dari seluruh penjuru Indonesia dengan berbagai latarbelakang profesi.
“Workshop yang dilaksanakan di KYM polanya 20% teori dan 80% praktik. Di akhir workshop harus ada karya yang dihasilkan minimal membuat antologi. Namun menurut pengalaman terdahulu 90% peserta bisa menghasilkan karya solo , “ imbuh Vitriya.
Narasumber kedua Sri Mey Ekowati, Guru SD Muh.2 Kauman Surakarta yang juga penulis buku, cerita anak, fabel, artikel, editor. Menurutnya untuk menulis fabel harus mengetahui kehidupan binatang yang akan kita tulis sebagai tokoh (tingkahnya, makanannya, berkembangbiaknya,dll.
Untuk bisa menulis diawali dengan ide. Cara mendapatkan
ide : dengan membaca buku/majalah/koran, mengamati binatang di sekitar kita,
melihat tayangan televisi, film dokumenter binatang, dll. “Semakin menarik dan
unik ide maka semakin keren cerita yang kita tulis,” tandasnya.
Beberapa peserta merasakan serunya mengikuti worokshop ini. Wiwik Andriani, S.Pd Guru SD Kabupaten Jombang merasa senang, karena mendapatkan pengalaman baru cara membuat cerita fabel, bertemu narasumber yang kece, dan teman-teman yang luar biasa semangatnya. Wiwik punya target dapat membuat buku solo.
Fitri Novianti, Guru dari Palembang merasa senang dan asyik, karena di saat orang-orang liburan ketempat-tempat yang indah, justru memilih libur Bersama KYM untuk belajar menulis fable dengan sangat mudah. Target yang ingin dicapai setelah ikut workshop paling tidak bias menulis satu buku solo, dan ilmunya dapat ditularkan para siswa.
Guru Majalengka Jabar Iit Sutimah merasakan serunya ikut workshop fabel karena sangat narasumbernya membimbing dengan sabar dan memberi tugas yang menantang!
Target yang ingin dicapai setelah ikut workshop : ingin membuat buku solo Fabel.
Giyoto, M. Pd Guru SDN Lempuyangwangi Yogyakarta merasa sangat tertantang untuk meningkatkan kompetensi diri. “Instrukturnya hebat dan merakyat, gundah gulana ku terobati,” ujarnya.
Sedangkan Guru MTsN 6 Kulon Progo,
Drs. Sutanto ikut workshop ini karena ketagihan menulis. Terlebih setelah
berhasil menerbitkan 3 buku solo, rasanya ingin terus dan terus menulis. “ Di
awal tahun 2021 ingin menambah 2 karya buku solo yaitu kumpulan 333 pantun dan
cerita fabel,” pungkasnya. (tan)