Dengan diberlakukannya pembelajaran dirumah secara daring sejak Jumat (20/3/2020) di MTsN 6 Kulon Progo menimbulkan aneka perasaan bagi siswa, terutama rasa rindu untuk bisa bersama-sama belajar lagi secara tatapmuka dengan teman dan bapak ibu guru.
Bagi Sarah Suci Khairani (9B), sebenarnya dirinya senang dengan pembelajaran jarak karena bisa istirahat dari kegiatan di sekolah, memiliki waktu bersama dengan kedua orangtuanya. Namun dia merasa tugas yang dibebankan guru masih terlampau banyak.Ika Safitri Purwandari (9D) merasa enjoy belajar di rumah karena kapan saja bisa santai rebahan di rumah kalau tidak ada tugas, tidak terburu-buru mandi pagi & sarapan pagi, kalau jenuh bisa bermain disekitar rumah, bbahkan belajarnya sambil ngemil. “Saya sudah rindu kejahilan, kegokilan, teman di sekolah, dan kalau ada tugas yang sulit tidak bisa bertanya dengan teman,” imbuh Ika.
Sambil belajar di rumah Ika sempat membuat pantun yang menggambarkan keadaannya dirumah.”Burung kenari hinggap di pagar, Dia sedang makan blimbing. Tugasnya banyak tak kelar – kelar, Kepala pusing tujuh kelling.”
Menurut Talitha Sahda Yumna Santoso (9B) dia cukup senang saat pembelajaran di rumah karena saya dapat belajar bersama orang tua lebih lama,bisa berkumpul dengan keluarga. Namun,juga rindu dengan suasana belajar di sekolah.
Sedangkan Siti Rokhalim (9B) merasa sangat malas dan bosan. Namun demikian dirinya berusaha agar tetap bisa mengerjakan tugas yang diberikan bapak/ibu guru. “Ada beberapa alasan mengapa saya merasa malas dan bosan. Pertama, saya merasa sangat rindu dengan teman-teman. Kedua, saya rasa belajar di rumah kurang efektif, karena siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh bapak/ibu guru mapelnya tidak langsung dikerjakan,”terangnya.
Bagi Alif Amirudin (9D) belajar dirumah sebenarnya tidak seasyik belajar di sekolah, belajar di sekolah seru soalnya banyak teman, belajar dirumah sendirian dan membosankan. Tetapi dirumah menyenangkan juga karena bisa belajar sambil mendengarkan musik, makan, dan nonton televisi.
Menurut Waka Urusan Kesiswaan Drs. Sutanto semua yang terjadi mesti diambil hikmahnya diantaranya : 1.Waktu bersama dengan orangtua akan semakin banyak, sebab sesungguhnya lingkungan keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama. 2.Siswa semakin terasah untuk belajar secara mandiri tidak terlalu bergantung kepada guru. 3.Siswa terasah untuk memanfaatkan teknologi, sebab teknologi sudah tidak bisa dipisahkan dari setiap nadi kehidupan. 4.Mendukung upaya pemerintah dalam memutus mata rantai Covid-19.
Kepala MTsN 6 Kulon Progo Imam Syamroni, S.Pd menggarisbawahi apa yang disampaikan Sutanto. Sebagai garda terdepan yang berhadapan langsung dengan siswa dan orangtua maka madrasah juga harus mengikuti instruksi berjenjang dari Kemenag Pusat, Kanwil Kemenag DIY dan KanKemenag Kulon Progo. “Segala kebijaksanaan yang diambil oleh Kemenag terkait dengan pembelajaran jarak jauh dan upaya memutus mata rantai Covid-19 telah melalui kajian yang mendalam, Hal itu demi kebaikan bersama agar situasi dalam segera pulih seperti sediakala. Apabila keadaan telah normal maka proses pembelajaran dan berlangsung kembali,” pungkas Imam.(tan)